Metode - Metode Perancangan Sistem Informasi
- Krista Cahayani
- Jul 13, 2021
- 5 min read
Metodologi pengembangan system adalah suatu proses pengembangan system yang formal dan presisi yang mendefinisikan serangkaian aktivitas, metode, best practices dan tools yang terautomasi bagi para pengembang danmanager proyek dalam rangka mengembangkan dan merawat sebagai keseluruhan system informasi atau software.
Alasan perlunya Metodologi Pengembangan System adalah:
1) Menjamin adanya konsistensi proses.
2) Dapat diterapkan dalam berbagai jenis proyek.
3) Mengurangi resiko kesalahan dan pengambilan jalan pintas.
4) Menuntut adanya dokumentasi yang konsisten yang bermanfaat bagi personal baru dalam timproyek.
Macam- macam Metode Perancangan Sistem Informasi
SDLC (System Development Life Cycle)
SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) adalah suatu proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak.
System Development Life Cycle (SDLC) adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi. Langkah yang digunakan meliputi :
Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi
Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
Merancang sistem informasi baru
Membangun sistem informasi baru
Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila diperlukan
Secara umum, tahapan SDLC meliputi proses perencanaan, analisis, desain dan implementasi :
Planning, proses perencanaan biasanya lebih menekankan pada alasan mengapa sebuah sistem harus dibuat.
Analysis, setelah tahapan perencanaan ini kemudian dilanjutkan dengan proses analisis yang lebih menekankan pada siapa, apa, kapan dan dimana sebuah sistem akan dibuat.
Design, sedangkan pada proses desain lebih menekankan kepada bagaimana sistem akan berjalan.
Implementation, tahap terakhir dilanjutkan dengan fase implementasi yaitu proses delivery-nya kepada pengguna.
Kelebihan
Mudah diaplikasikan.
Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan.
Kekurangan
Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan model karena model ini bisa melakukan itersi tidak langsung.
Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga sulit untuk megakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek.
Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir proyek dilalui. Sebuah kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan menjadi masalah besar karena harus mengulang dari awal.
Pengembang sering malakukan penundaan yang tidak perlu karena anggota tim proyek harus menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena memiliki ketergantungan hal ini menyebabkan penggunaan waktu tidak efesien.
2. Model WATERFALL
Sering juga disebut model Sequential Linier. Metode pengembangan sistem yang paling tua dan paling sederhana. Cocok untuk pengembangan perangkat lunak dengan spesifikasi yang tidak berubah-ubah. Model ini menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sequential atau terurut dimulai dari analisa, desain, pengkodean, pengujian dan tahap pendukung
Tahap-Tahap Metode WATERFALL:
Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Desain
Pembuatan Kode Program
Pengujian
Pendukung atau Pemeliharaan
Kelebihan
Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Ini dikarenakan oleh pelaksanaannya secara bertahap. Sehingga tidak terfokus pada tahapan tertentu.
Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap fase harus terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya. Jadi setiap fase atau tahapan akan mempunyai dokumen tertentu.
Kekurangan
Diperlukan majemen yang baik, karena proses pengembangan tidak dapat dilakukan secara berulang sebelum terjadinya suatu produk.
Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar jika tidak diketahui sejak awal pengembangan.
Pelanggan sulit menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga tidak dapat mengakomodasi ketidakpastian pada saat awal pengembangan.
3. Model Prototyping
Prototyping adalah proses iterative dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis. Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses.
Tahapan-tahapanModel Prototyping
Pengumpulan Kebutuhan
Membangun Prototyping
Menggunakan Sistem
Mengkodekan Sistem
Menguji Sistem
Evaluasi Sistem
Evaluasi Protoptyping
Kelebihan
Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret.
Digunakan untuk memperluas SDLC.
Kekurangan
Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan.
Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah dan cepat selesai.
4. Model RAD (Rapid Application Development)
RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasiselain itu RAD menekankan siklus perkembangan dalam waktu yang singkat (60 sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen.
Tahapan-tahapanModel RAD
Bussiness Modelling
Testing and Turnover
Aplication Generation
Process Modelling
Data Modelling
Kelebihan
RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object).
Setiap fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien.
Kekurangan
Tidak cocok untuk proyek skala besar
Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi.
Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.
Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini
5. Model Spiral
Model spiral pada awalnya diusulkan oleh Boehm, adalah model proses perangkat lunak evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototype dengan cara kontrol dan aspek sistematis model sequensial linier. Model iteratif ditandai dengan tingkah laku yang memungkinkan pengembang mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih lengkap secara bertahap.
Tahapan-tahapanModel Spiral
Komunikasi Pelanggan
Perencanaan
Analisis Resiko
Perekayasaan
Konstruksi dan Peluncuran
Evaluasi Pelanggan
Kelebihan
Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak komputer.
Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses
Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan di dalam evolusi produk.
Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam kerangka kerja iterative.
Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.
Kekurangan
Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute
6. Object Oriented Technology
Object Oriented Technology merupakan cara pengembangan perangkat lunak berdasarkan abstraksi objek-objek yang ada di dunia nyata. Dasar pembuatan adalah Objek, yang merupakan kombinasi antara struktur data dan perilaku dalam satu entitas. Filosofi Object Oriented sangat luar biasa sepanjang siklus pengenbangan perangkat lunak (perencanaan, analisis, perancangan dan implementasi) sehingga dapat diterapkan pada perancangan sistem secara umum: menyangkut perangkat lunak, perangkat keras dan system secara keseluruhan.
Tahapan-Tahapan Object Oriented Technology
Pada Object Oriented Technology ada beberapa metode yang digunakan dalam pengembangan sistem. Salah satu yang terkenal adalah OMT (Object Modelling Technique). Aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam OMT ini adalah:
Model Objek
Model Dinamis
Model Fungsional
Kelebihan
Uniformity, OMT memungkinkan merancangn user interface secara terintegrasi bersama dengan perancangan perangkat lunak sekaligus dengan perancangan basis data.
Understandability, Kode-kode yang dihasilkan dapat diorganisasi ke dalam kelas-kels yang berhubungan dengan masalah sesungguhnya sehingga lebih mudah dipahami.
Stability, Kode program yang dihasilkan relatif stabil sebab mendekati permasalahn sesungguhnya dilapangan.
Reusability, Dimungkinkan penggunaan kembali kode-kode sehingga akan mempercepat waktu pengembangan perangkat lunak.
Kelemahan
Metode berorientasi objek merupakan konsep yang relatif baru sehingga belum ada standar yang diterima semua pihak dalam menentukan tool apa yang digunakan sebagai dasar analisi serat perancangan perangkat lunak.
7. Metode End-user Development
Disini pengembangan dilakukan langsung oleh end-user. Keterlibatan langsung end-user sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana sistem bekerja. Artinya tahap analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan adalah pada pengendalian mutu dan kecenderungan tumbuhnya “private”sistem informasi. Integrasi dengan sistem yang lain menjadi sulit.
Tahapan-tahapanEUD
Tahap inisasi (initiation), Yaitu tahap dimana organisasi(perusahaan) mulai pertama kali mngenal teknologi informasi.
Tahap ketularan (contagion)
Tahap kendali (control)
Tahap matang (mature)
Kelebihan
Dapat menghindari permasalahan kemacetan di departemen sistem informasi.
Kebutuhan pemakai sistem dapat lebih terpenuhi karena dapat dikembangkan sendiri oleh pemakai.
Menambah atau meningkatkan partisifasi aktif pemakai dalam proses pengembangan sistemnya sehingga akan ada kepuasan sendiri dari pemakai sistem.
Dapat menambah kualitas pemahaman pemakai terhadap aplikasi yang dikembangkan serta teknollogi yang digunakan dalam sistem.
Kekurangan
Karena pemakai sistem harus mengembangkan aplikasinya sendiri, maka dalam hal ini pemakai sekaligus pengembang sistem dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai teknologi informasi(computer literacy) serta pemahaman tentang pengembangan sistem infomasi.
End user computing memiliki resiko dapat menggangu bahkan merusak system informasi di luar yang dikembangkan oleh pemakai sistem.
End user computing pasti akan berhadapan dengan maslah kemampuan teknis pemakai sekaligus pengembang sistem.
Referensi :
Commenti